Hari pertama, 27 April 2012
Dan akhirnya saya menemukan sesuatu untuk dibagi dengan kalian, reader! Ya, saya disini mau menulis tentang liburan kelas saya tercinta yaitu Small Class (SC) 2009. Mulanya, gagasan untuk liburan ini dimulai dari rasa iri kelas kami terhadap kelas reguler yang notabene jumlah mahasiswa lebih banyak daripada kelas kami. Dibaca dari judul kelas kami pun kamu pasti tahu, ya total 33 atau 34 mahasiswa di kelas ini.
Perdebatan satu tempat dengan tempat lainnya tidak terelakkan. Mulai dari kota Malang, dimana nanti kita berencana liburan ke Jatim Park 1 dan Jatim Park 2, tapi rencana tersebut terpaksa gagal karena MAHAL. Kocek mahasiswa lah ya, harus benar-benar disesuaikan. Kami pun memutar otak, mau kemana liburan ini, jadi apa tidak, banyak yang ikut apa tidak, begitu banyak pertanyaan dan keraguan di pikiran kami. Dan akhirnya sang seksi acara yaitu Dimas Setiawan, memutuskan untuk ke Wonogiri. Dengan segala perhitungannya, kami nanti menginap di rumah salah satu teman kami yaitu Esthi Octovia (Bundo) dan tujuan liburan kami disana adalah Waduk Gajah Mungkur & Pantai Klayar di kota Pacitan.
Liburan ini dimulai pada akhir UTS, yaitu tanggal 27-29 April kemarin, weekend lah, mumpung hari Jumat adalah hari terakhir UTS maka dipilihlah hari itu. Saya yang ikut mata kuliah MHC mau tidak mau ya ujian dulu paginya lalu pulang lagi ke rumah untuk packing. Berkali-kali melihat jam, akhirnya jam 11 saya diantar oleh Om saya ke kosnya Nora, salah satu teman baik saya di kelas. Di kosannya saya cuma guling-guling di kasurnya, mengobrol sambil menemani dia packing.
Jam setengah 1, saya dan Nora berangkat ke kampus untuk berkumpul dengan teman-teman saya yang lain yang tidak tahu arah ke Terminal Bungurasih, sedangkan sisanya sudah langsung berkumpul disana. Waktu terus berlalu, Bundo sudah tidak sabar karena salah satu teman saya, Diar, sedikit terlambat dari jam yang ditentukan. Setelah ditelepon berkali-kali, akhirnya muncul batang hidungnya juga. Setelah berhitung dan lengkap kami langsung tancap gas ke Terminal Bungurasih. Saya yang dibonceng oleh Nora, benar-benar tidak menyangka bahwa Nora ini adalah titisan dewi ngebut. Selap-selip sana-sini, nyempil diantara truk atau bus itu memang keahliannya. Iseng saja saya mengambil foto sewaktu di perjalanan :D
Setiba di Bungurasih, saya dan Nora terpisah dari teman-teman yang lain. Setelah memberi PING!!! beberapa kali ke Dewi, saya menyerah, saya langsung meneleponnya dan ternyata kami memarkir motor kami di tempat yang berbeda. Saya dan Nora langsung saja menyusul mereka dan teman-teman saya yang memang sudah menunggu disana.
Naik bus dan backpacker-an adalah hal baru bagi teman saya yang bernama Andhika. Dia speechless sekali melihat terminal, karena memang seumur-umur dia memang belum pernah ke terminal. Saya dan yang lain hanya bisa tertawa, bercanda dan menggeleng-gelengkan kepala.
Di ruang tunggu antar kota, saya bertemu dengan yang lainnya. Setelah berbincang-bincang sebentar akhirnya kami naik Bus Jaya dengan tujuan akhir Ponorogo dan nanti kami akan melanjutkan perjalanan ke Wonogiri menggunakan mobil. Dengan semangat '45 kami naik bus dan mulai mencari tempat duduk yang nyaman bagi kami. Saya duduk bertiga dengan Diar & Nora. Jujur saja, memang ini juga merupakan pengalaman pertama bagi saya pergi keluar kota dengan bus karena seumur-umur kereta api dan mobil adalah teman setia saya dalam berpergian ke kota lain.
Bus berasa milik kami, gelak tawa dan canda dimana-mana sampai kami harus saling mengingatkan satu sama lain kalau ini bukan bis pribadi milik kami, tapi tetap saja kami ribut karena saking excited-nya. Selama di perjalanan saya cuma mendengarkan mp3, sesekali mengobrol dengan Nora & Diar, tapi satu hal yang selalu saya lakukan yaitu melamun dan memandang ke luar jendela. Semua nampak hijau. Hamparan sawah dimana-mana, pepohonan, ilalang.. Ah, saya bisa merasakan bagaimana angin menerpa ilalang tersebut, membawa ketenangan dan kesunyian. Rasanya nyaman, tenang, tentram, sunyi..
Playlist yang saya buat di smartphone saya memang itu itu saja, hanya 5 lagu yang paling sering saya dengarkan, yaitu:
1. Are You Still Waiting (Korean Version) - Hee Young
2. Lady Daydream - Twin Sister
3-5. OST dari Drama Korea Lie To Me
Untuk membunuh waktu, saya pinjam komik Conan dari Dimas. Dia bawa lengkap dari volume 50-55 atau berapa gitu, saya lupa pastinya. Sampai 3/4 komik saya sudah tidak kuat. Saya pusing. Daripada saya mabuk nggak karuan, lebih baik saya kembalikan dan saya tidur untuk sejenak.
Saya terbangun oleh gelak tawa anak-anak. Saya kira ada apa dan ternyata hari sudah mulai malam. Ternyata anak-anak sedang main gagarudaan 5 dasar dan keyword-nya adalah nama penyakit. Memang dasar bawaan suara kami ini gordes, suara kami membahana satu bus.
Andhika dengan yakinnya--ketika keyword-nya harus diawali dengan kata I--tanpa tedeng aling-aling langsung menyebut 'impoten!' dan semua pandangan penumpang bus tertuju pada kami, saya cuma bisa tertawa dan melanjutkan main lagi (memang nggak ada kapoknya). Kami terus melakukan permainan itu dan saya berhenti pada jam 7 karena saya mengantuk lagi, hahaha. Kali ini saya dibangunkan paksa oleh Diar, dengan cueknya dia berkata 'hey bangun, anak-anak yang lain udah pada nenteng tas siap-siap turun, kamu tidur. Ayo BANGUN!'. Dengan setengah sadar saya mencangklongkan tas saya dan turun, dan kali ini pun saya tertawa terbahak-bahak.
Jadi teman saya, Andhika, dipanggil sama tukang ojek dan tukang ojeknya dengan stereonya berkata 'neng, ojek neng!' Saya yang setengah sadar saja langsung melek, gimana yang lain yang sudah sadar? Wah tambah jadi saja mereka ketawanya sedangkan Andhika hanya tersenyum kecut.
Kami dijemput oleh Papanya Bundo, beliau membawa 2 mobil beserta temannya yang akan mengantar kami ke rumah. Perjalanan dari Ponorogo ke Wonogiri memakan waktu 1-1,5 jam. Setiba di rumah Bundo, kami langsung berkenalan dengan Bapak Ibunya Bundo dan menaruh tas di kamar masing-masing. Teh manis dan tempe goreng disuguhkan pada kami dan rasanya enak banget pake Z. Lalu kami mulai membersihkan diri, shalat lalu berkumpul di depan TV sambil menunggu makan malam. Dan memang, nggak heran Bundo gendut, makanannya banyak dan rasanya benar-benar TOP BEGETE! Saya langsung lupa diet dan kalap makan, hahaha :3
Setelah makan malam, ada anak yang masih menonton TV sambil mengobrol, tapi kami yang cewek kebanyakan sudah tepar di kamar. Saya sekamar sama Nora & Cahya. Nora sudah tepar duluan sampai ngorok-ngorok sedangkan saya dan Cahya mengobrol sampai jam 1 malam dan akhirnya kami pun tidur.
Hari ke-2, 28 April 2012
Alarm membangunkan saya tepat pada jam setengah 5. Saya langsung mengambil wudlu dan shalat Subuh dengan yang lainnya. Bundo mengingatkan kami bahwa jam 7 sudah harus cao dari rumah. Mau tidak mau ya kami mandi dengan air rumah Bundo yang dinginnya bisa menusuk tulang itu. Tapi air rumahnya benar-benar mirip dengan air rumah saya, saya jadi kangen rumah saat itu juga. Setelah mandi, siap-siap dan sarapan, kami akhirnya siap pergi ke Pantai Klayar di Pacitan, tapi sebelum cao kami foto-foto dulu tentunya. Foto-foto itu kegiatan wajib dimanapun dan kapanpun :p
Kami pergi ke Pacitan menggunakan mini-bus. Sinar matahari cukup terik pagi itu, keadaan di dalam bus juga sama saja dengan hari sebelumnya. Tapi saya lebih sering melamun dan tidur karena hawanya juga sangat mendukung. Perjalanan kali ini didominasi dengan sawah dengan sistem terasering dibandingkan dengan hutan, jalanan pun nampak tidak begitu ramai.
Melihat alam yang begitu indah mengingatkan saya sama sawah di depan rumah saya. Ya persis seperti ini, cuma dipisah sama sungai saja kalau di rumah saya, tidak langsung berhubungan dengan jalan raya. Entah ini hanya perasaan saya atau memang kenyataan tapi kenapa perjalanan ini begitu lama? Ternyata kami nyasar karena supirnya pun sebenarnya tidak tahu Pantai Klayar itu dimana. Kami ternyata nyasar cukup jauh. Dan akhirnya kami ditunjukkan arah oleh seorang bapak berkumis lebat dan ternyata jalan yang ditunjukkan beliau adalah jalan yang benar-benar metal! Kenapa? Pertamanya oke, beraspal, tidak berbatu, halus-halus saja tapi lama kelamaan jalanan berubah menjadi tak beraspal, berliku-liku, penuh bebatuan dan rasanya mini bus kami bisa terguling kapan saja (lebay tapi bener kok) :p Kami pun bertanya kembali dan ternyata Pantai Klayar itu masih 8 km lagi :|
Saya hanya cuma bisa menganga dan berpikir kapan sampainya ini? Tapi lama-kelamaan teman saya, Dewi, berteriak dengan semangatnya 'rek, pantai rek! Airnya kelihatan!!' Tapi ternyata yang dilihat Dewi itu jauh dari kenyataannya, itu ternyata apa? Jeng jeng jeng.. Itu atap rumah :| Anak-anak yang lain langsung meng-woooo-kan Dewi sedangkan Dewi cuma bisa tertawa dan meminta maaf karena salah lihat. Tiba-tiba entah kenapa saya bisa mencium bau air dan saya memberitahu anak-anak kayaknya Pantai Klayar sudah dekat dan ternyata benar! Kami bisa melihat air dan sedikit bagian dari pantai tersebut. Kami sudah teriak-teriak kesenangan dan akhirnya kami tiba di Pantai Klayar setelah 5 jam perjalanan dengan nyasar-nyasarnya! :D
Kesan pertama yang saya dapat dari pantai ini, BERSIH! Katanya sih masih belum terjamah makanya bisa bersih hahaha. Subhanallah ya Allah, pantai ini benar-benar sesuatu indahnya. Rasanya tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata indahnya dan senangnya saya ketika ada disana :)
Setelah shalat Dzuhur, kami langsung saja menyerang pantai ini. Mulai dari foto-foto, main air, tertawa dengan teman-teman, main voli pantai (walaupun dengan bola plastik), ataupun hanya sekedar duduk-duduk di bawah pohon.
Dan dengan ide jahil dari Pandu, kami berniat untuk menyeburkan Greggy dan ini dia!
Kasihan sih, tapi kayaknya bukan Greggy namanya kalau nggak di-bully sama anak-anak, hahaha. Padahal dia sama sekali tidak membawa baju ganti, jadi waktu pulang dia masih bertahan dengan baju basahnya itu. Ya namanya juga liburan, harus ada sesuatu yang bikin memorable se-memorable-ablenya (halah bahasa apa ini). Akhirnya sudah jam setengah 2 dan kami pun makan siang di pinggir pantai. Kapan lagi coba makan siang di bawah pohon ditemani suara deburan ombak dan angin semilir yang hangat? Setelah makan kami pun berangkat ke destinasi selanjutnya. Saya menghabiskan waktu dengan tidur (seperti biasa). Sebenarnya saya kira setelah dari pantai, kami langsung pulang tapi ternyata kami menyempatkan untuk datang ke Waduk Gajah Mungkur dan apesnya sudah tutup tapi ternyata masih ada pintu yang dibuka dan kami langsung masuk saja (kelakuan ya..) hahaha :p
Setelah foto-foto kami pun pulang ke rumah Bundo, dan lagi-lagi main gagarudaan 5 dasar sama Dimas, Lody, Diar, Dewi, Tata, Dian & Vimala. Selain nama penyakit, sekarang lebih bervariasi, yaitu nama lengkap teman seangkatan 2009, nama merk makanan dan minuman, nama kota di dunia dan saya lupa lagi karena saking banyaknya.
Dan saya rasa blog ini terlalu singkat untuk menceritakan semua detail yang telah saya lalui bersama teman-teman saya ini dan segala kesan-kesannya. Intinya, terimakasih untuk liburannya kali ini teman-teman. Semoga dengan adanya liburan ini, kita bisa mempererat kebersamaan dan persahabatan kita lagi, sekali lagi terimakasih telah menjadi temanku selama ini. Teman di kala suka duka, teman hedon, teman gulung-gulung hahaha, pokoknya terimakasih. Kalian sudah punya tempat spesial di hati saya, you guys means so much to me. Thanks all :)
"But friendship is precious, not only in the shade, but in the sunshine of life and thanks to a benevolent arrangement the greater part of life is sunshine" -Thomas Jefferson